PERBEDAAN KADAR ASAM URAT PADA ORANG YANG BERPUASA WAJIB DAN SUNNAH

Nurul Marfu’ah, Lija Oktya Artanti

Abstract


Kadar asam urat yang tinggi dalam darah (hiperurisemia) dapat berkembang menjadi gout. Kedua penyakit ini menjadi masalah penting di dalam perawatan medis. Penyakit ini dapat ditangani lebih dini dengan cara pencegahan yaitu dengan berpuasa. Terdapat beberapa jenis puasa yang dapat dilakukan yaitu yang bersifat wajib maupun sunnah. Untuk mengetahui jenis puasa yang paling optimal untuk menjaga kadar asam urat dalam darah dalam keadaan normal adalah tujuan dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini menggunakan subyek 10 orang laki-laki muda berusia 20-23 tahun. Perlakuan dilakukan selama 30 hari dengan 5 kelompok yaitu (A) Tidak puasa (kontrol), (B) Puasa yaumul bidh, (C) Puasa senin-kamis, (D) Puasa Daud, (E) Puasa Romadhon. Pengecekan kadar asam urat dilakukan sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa Romadhon dan puasa sunnah (Daud dan senin-kamis) dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kenaikan kadar asam urat. Sedangkan puasa yaumul bidh tidak tepat digunakan untuk mencegah kenaikan kadar asam urat.

Full Text:

PDF

References


Carter, MA 2006, Gout dalam Patofosiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta pp. 1402-1405.

Guilbert TW, Morgan WJ, Zeiger RS, Mauger DT, Boehmer SJ, Szefler SJ, et al. Long-term inhaled corticosteroids in preschool children at high risk for asthma. N Engl J Med. 11 May 2006; 354(19):1985–97.

Lamb E, Newman JD and Price PC, ‘Kidney Function Test’ in Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostic, eds. Burtis C, Ashwood RE and Bruns ED, fourth edition, Elseiver Saunders, 2006,p 803-5.

Leurs R, Church MK, Taglialatela M., H1- antihistamines: inverse agonism, anti-inflammatory actions and cardiac effects, Clin Exp Allergy, 2002 Apr; 32(4):489-98.

Noviyanti. (2015). Hidup Sehat Tanpa Asam Urat. Yogyakarta: Notebook.

Oktaviani, Peni. 2017. Jumlah Penderita Asam Urat di Wilayah Indonesia. Diakses tanggal 18 Agustus 2019, http://gizi.depkes.go.id/forum/viewtopic.php?f=3&t=3598

Roddy, E dan Doherty, M 2010, Epidemiology of Gout, Arthritis Research and Therapy, diakses 18 Agustus 2019, http://arthritisresearch.com/content/12/6/223]

Signh V, Gomez VV, Swamy SG, ’Approach to a Case of Hyperuricemia’, in Indian J Aerospace Med, 2010, vol 54(1), p 40-5.

Spieker EL, Ruschitzka TF, Lűscher FT dan Noll G,‘The management of Hyperuricemia and Gout in Patient with Heart Failure’, The European Journal of Heart Failure, 2002(2), p 403 – 410.

Thomas MC. Diuretics, ACE inhibitors and NSAIDs– the triple whammy. Med J Aust. 2000; 172:184–185.

Von Itzstein M, Wu WY, Kok GB, Pegg MS, Dyason JC, Jin B, et al. Rational design of potent sialidase-based inhibitors of influenza virus replication. Nature. 1993 Jun 3;363(6428):418-23. Cited in PubMed; PMID 8502295.

Zhao Y, Yang X, Lu W, Liao H dan Liao F, ‘Uricase Based Methods for in Determination of Uric Acid in Serum’, 2009 Microcim Acta, 164:1-6.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.